Hendra Kurniawan, pengamat sosial perkotaan dari Lembaga Kajian Lingkungan dan Sosial Depok (LKLSD) mengatakan, maraknya komunitas cewek-cewek ‘Belog’ sudah menjadi realita yang sungguh-sungguh terjadi, bukan lagi sekedar isapan jempol bahkan sudah menjadi trend atau gaya hidup di kalangan pelajar di SMP dan SMA di Depok.
”Sudah parah! Virus ‘Belog’ sudah sangat memprihatinkan. Harus segera disikapi dengan bijak dari semua kalangan terutama perhatian dari pemerintah dan para ulama untuk mencari jalan keluar penanggulangannya,” tutur Hendra.
Hendra, Calon Legislatif (Caleg) dari PDIP untuk Wilayah Tapos dan Cilodong Depok ini mengungkapkan apa yang dialami salah seorang siswi SMA sebut saja Sinta (bukan nama sebenarnya) yang pernah menjadi ‘Belog’ menceritakan betapa virus ‘Belog’ sudah mewabah dikalangan siswi disekolahnya. Berawal satu tahun yang lalu, seorang siswi kelas X baru masuk di SMA sebut saja SMA Margonda Depok, namanya Dewi (bukan nama sebenarnya).
Dewi pada mulanya terlihat sangat normal, bergaul dengan siapa saja. Beberapa bulan bersekolah, dan menyesuaikan diri di sekolah barunya, Dewi menjadi akrab dengan Sinta. Mereka menjadi sangat akrab, kemana-mana berdua, apa-apa berdua, semuanya dilakukan berdua. Terlihat seperti sahabat karib. Bahkan aneh jika ada Dewi tapi tidak ada Sinta.
Sosok Dewi, berwajah cantik, bekulit putih bersih tapi sedikit tomboy dengan potongan rambut yang pendek dan ada sebuah tindik dilidahnya. Sedangkan Sinta adalah ‘kembang’ sekolah, tinggi semampai juga berkulit putih dengan rambut terurai sebahu.
Lama-kelamaan keakraban Dewi dan Sinta mulai terlihat aneh. Bukan lagi tampak sebagai dua orang sahabat karib. Mulai terlihat gelagat-gelagat tak biasa dari mereka. Seperti bergandengan tangan, merangkul, dan berpelukan. Sampai suatu hari, seorang siswa memergoki mereka sedang berada di pojokan gedung sekolah yang sudah sepi. Mereka terlihat sedang berduaan dan berciuman bibir.
Cerita lainnya dari Sinta, ada seorang siswi bernama Ika, dia cantik, centil, dan ge-er an, dia juga sudah punya pacar (pastinya laki-laki). Kecentilan Ika yang suka tebar pesona baik ke cewek-cewek maupun para cowok membuatnya menjadi siswi populer. Kepopuleran Ika juga merambah ke gerombolan
cewek-cewek ‘Belog’.
Singkat cerita karena seringnya Ika berkumpul dengan para cewek ‘Belog’, Ika akhirnya ditaksir seorang cewek ‘Belog’ yang tomboy sebut saja namanya Ester. ”Gue sudah putus sama cowok gue, sekarang gue pacaran sama Ester. Gue sayang banget sama dia,” ujar Ika kepada Sinta dengan cerianya.
Masih di sekolah yang sama, Puput (bukan nama sebenarnya) yang tadinya sebagai sosok cewek yang normal, cantik dan pendiam jatuh cinta dengan ‘playboy’ nya cewek-cewek ‘Belog’, sebut saja namanya Femmy. Menurut cerita Sinta, Puput kerap berangkat dan pulang sekolah bersama dengan Femmy. Bahkan mereka sering belajar bersama dan menginap di rumah Puput. Orangtua Puput tidak curiga dengan Femmy, karena memang seorang perempuan walaupun berpenampilan seperti laki-laki.
Menurut Hendra, dari beberapa pengakuan Sinta, sudah sejak tahun 2000 terdapat beberapa kelompok cewek-cewek ‘Belog’ di kalangan pelajar, namun aktivitasnya masih sembunyi-sembunyi. Baru tahun 2006 mereka melakukan aktivitasnya terang-terangan dan membentuk kelompok tersendiri.
”Dan, yang cukup menggagetkan, kelompok-kelompok cewek “Belog” terus berkembang. Pasangan cewek ‘Belog’ setiap bulannya bertambah satu, dua, hingga tiga. Penularannya sudah seperti virus, begitu cepat,” papar aktivis lulusan Universitas Indonesia (UI) ini. (risjadin)
879 total views