Terungkap Banyak Kader PKS Depok Tak Dukung Idris-Imam

0
852

www.depoktren.com–Selama lima tahun, sejak 2016, Kota Depok dipimpin Wali Kota Mohammad Idris terlalu sombong menjalani roda pemerintahan sehingga pembangunan berjalan stagnan. Idris dinilai sebagian kader PKS merupakakn sosok pemimpin yang tidak mau pernah mendengar dan antikritik atau ‘kuping tipis’.

Keputusan DPP PKS kembali mencalonkan petahana Mohammad Idris di Pilkada Depok 2020 membuat banyak kader dan simpatisan PKS banyak yang kecewa karena lebih menginginkan Imam Budi Hartono sebagai calon wali kota bukan calon wakil wali kota.

Para simpatisan dan kader PKS diam-diam mendukung calon Wali Kota Depok, Pradi Supriatna-Afifah Alia (Pradi-Afifah). “Sudah dipastikan banyak kader dan simpatisan PKS yang tidak sepaham dengan keputusan DPD PKS Kota Depok. Mereka tetap berada digerbong PKS, namun diam-diam memilih Pradi-Afifah,” ujar mantan Humas PKS Depok yang kini menjadi Ketua Bidang Teritorial Partai Gelora Kota Depok, Bramastyo Bontas, Kamis (29/10/2020).

Menurut Bram, banyak juga kader dan simpatisan PKS yang apatis terhadap keputusan DPP PKS yang mencalonkan Mohammad Idris. “Mereka apatis lantaran kecewa dan tak ingin terlibat dalam politik praktis atau lebih banyak mengutamakan ibadah. Rata-rata kader dan simpatisan PKS yang apatis itu di atas usia 40 tahun. Umumnya mereka apatis, karena ingin mengencengkan ibadah. Mereka tak mau terlibat. Apakah mereka akan menyalurkan hak suaranya? saya juga tidak tahu,” tuturnya.

Bram menambahkan bahwa kaum intelektual PKS juga dinilai masih abu-abu. Mereka abu-abu lantaran sudah paham dengan politik, namun tetap berada di gerbong PKS.

“Kaum intelektual itu merupakan salah satu golongan yang dinilai akan golput. Mereka sudah paham dengan politik. Termasuk kaum intelektual PKS paham dengan politik. Mereka ini juga masih abu-abu,” terang Bram.

Seperti diberitakan www.depoktren.com, ratusan mantan kader dan pengurus PKS Kota Depok memilih hengkang dan bergabung dengan Partai Gelora demi untuk mendeklarasikan dukungan pasangan calon (paslon) Pradi Supriatna-Afifah Alia (Pradi-Afifah) dalam Pilkada Depok yang akan berlangsung pada 9 Desember 2020.

Sebanyak 50 orang mantan kader PKS yang bergabung di Partai Gelora Kota Depok mendatangi rumah kediaman calon Wali Kota Depok, Pradi Supriatna di kawasan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Rabu (28/10/2020). Kedatangan mereka disambut Pradi dengan seremoni deklarasi dikemas sederhana, diselingi obrolan santai.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora Jawa Barat (Jabar), Haris Yuliana, menegaskan bahwa partainya tidak sekedar memberikan dukungan secara politis, melainkan pula mengarahkan barisan Gelora se-Kota Depok untuk semangat berjuang dan terjun langsung ke masyarakat guna memenangkan pasangan Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020.

Menurut Haris yang merupakan mantan pengurus PKS Jabar ini, Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020, menjadi moment penting dimulainya pergerakan barisan Partai Gelora Kota Depok, diawali dengan penyerahan surat dukungan DPP Partai Gelora yang ditandatangani Anis Matta kepada calon Walikota Depok, Pradi Supriatna.

Dijelaskan Haris, dukungan yang diberikan partainya tidak dilakukan ujug-ujug, tetapi melalui proses yang panjang, termasuk melakukan survei dan kajian politis.

“Melalui proses tersebut dihasilkan sebuah penilaian yang obyektif pula, salah satunya indikator melemahnya tingkat kepuasan masyarakat Kota Depok terhadap kinerja pemerintahan di era Mohammad Idris, dan besarnya keinginan masyarakat Kota Depok akan terjadinya perubahan di kota ini,” tutur mantan Wakil Ketua DPRD Jabar ini.

Dia menambahkan, dalam waktu dekat ini partainya akan merilis hasil survei secara detail terkait Pilkada Kota Depok, “Angkanya cukup menarik. Nanti akan dibeberkan ke kawan-kawan wartawan. Tapi intinya, warga Depok ingin perubahan,” tegas Haris. (Papi Ipul)

 865 total views

LEAVE A REPLY