Rayakan Kemerdekaan, K3D Hijaukan Taman di Gerbang Tol Cijago

0
314


www.depoktren.com–Lebih dari tujuh dasawarsa Republik Indonesia dikatakan merdeka. Ratusan bahkan ribuan kali ritual upacara telah diadakan tiap kali tanggal keramat itu datang. Bertambah baikkah negeri ini?

Sementara, di sudut, bahkan tengah kota banyak tempat yang belum merdeka. Kekumuhan tumbuh dimana-mana, pedagang kaki lima merajalela tanpa peduli akan keindahan dan keberlangsungan kota, warga kota banyak yang masa bodo akan sampahnya sendiri. Sudah merdekakah kita?

Depok, kota kecil yang selalu berupaya mempercantik diri walaupun terseok-seok di tengah ketidak pedulian sebagian besar warga bahkan aparat birokrasinya. Banyak titik kekumuhan yang merusak pemandangan mata. Margonda, contohnya. Sebagai pusat kota, masih banyak bertebaran pedagang liar yang tak tahu aturan dengan berdagang seenaknya. Aparat penegak Perda dalam hal ini Satpol PP pun seolah letoy tak berdaya.

Tepat di hari kemerdekaan ini, sebuah komunitas kecil berupaya untuk memerdekakan sebagian area publik dari kekumuhan, kerawanan sosial dan rawan ketertiban umum.

Tepatnya persis di sisi gerbang tol Margonda, Komunitas Kampung Kita Depok (K3D) berhasil merampungkan penghijauan di taman kecil di area lahan milik Tol Cijago. Kerennya lagi, taman tersebut dibangun tanpa anggaran pemerintah sama sekali. Bahkan, beberapa pedagang liarpun dapat hengkang tanpa ada ekses serta tanpa campur tangan dari aparat penegak perda!

Momentum hari kemerdekaan menjadi tonggak sejarah bagi K3D. Karena mampu memberikan kontribusi bagi Kota Depok, walaupun kecil.

Ketua K3D, Ibnu Haris berharap agar ke depan sinergitas antara pemerintah dan warga kota dapat lebih ditingkatkan. Bukan hanya sekedar seremoni tanpa makna. Tetapi bisa menghasilkan sesuatu yang monumental bagi Kota Depok. Pembangunan Taman Tol Cijago, contohnya.

Selain membangun ruang terbuka hijau publik, terbukti bahwa reduksi genangan/ banjir yang selama ini menjadi salah satu keluhan warga di Margonda dapat diminimalisir. Hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu yang biasanya menimbulkan genangan/ banjir di kawasan sekitar Taman Tol Cijago, saat ini sudah “menghilang”.

Didit, yang merupakan salah satu penggiat konservasi lingkungan di Depok mengatakan, selama Depok berdiri dan lepas dari Kabupaten Bogor, degradasi kualitas lingkungan hidup sangat memprihatinkan.

Tingkat kesadaran masyarakat kota terhadap lingkungan pun semakin menipis. Saat ini bahkan, warga kota lebih senang untuk menuding pemerintah terhadap permasalahan lingkungan. Seperti masalah sampah, contohnya. Inilah sebenarnya faktor penyebab utama genangan/banjir yang belakangan ini terjadi setiap kali hujan mengguyur.

Konyolnya, tingkat kesadaran warga kota terhadap sampah yang notabene diproduksi oleh mereka sendiri sangat minim. Demikian pula dengan urusan kekumuhan dan ketertiban kota. Walaupun secara tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ada birokrat penegak peraturan daerah, tetapi warga kota selain punya hak juga memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungannya sendiri. Bahkan warga juga bisa mengawasi aparat yang lemah pengawasannya. Sehingga marwah penegak perda juga dalat terjaga.

Ibnu Haris menambahkan, pekerjaan rumah K3D saat ini masih banyak. Impian ke depan, K3D ingin menciptakan sebuah kawasan tematik terpadu bagi Kota Depok. Proses tersebut masih terus berjalan. Bahkan ada usulan menarik agar K3D bekerjasama dengan PWI Kota Depok untuk membangun Taman Literasi sekaligus Taman Jurnalistik ke depannya. (Haris)

 322 total views

LEAVE A REPLY