www.depoktren.com–Pasukan darat Israel menggempur wilayah dekat Rumah Sakit Al-Shifa sebagai pusat pelayanan kesehatan terbesar di Jalur Gaza. Militer zionis mengklaim ada kelompok pejuang Palestina Hamas sekitar daerah tersebut.
Serangan itu membuat ribuan staf, pasien, dan pengungsi, terjebak tanpa listrik dan pasokan. Mereka hanya mendengar beberapa suara tembakan di area dalam rumah sakit.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, kecuali Hamas membebaskan 240 sandera yang ditawan sejak 7 Oktober. Pihaknya akan mengerahkan kekuatan penuh dalam perang terbaru itu untuk mengakhiri 16 tahun kekuasaan Hamas di Gaza.
Warga Palestina melaporkan serangan udara besar-besaran dan penembakan di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa dan Israel tidak ada bukti atas tuduhan Hamas menyembunyikan pos komando di dalam dan di bawah kompleks Rumah Sakit Al-Shifa. Tuduhan itu dibantah Hamas dan staf rumah sakit.
“Kami bermalam dengan rasa panik menunggu kedatangan mereka. Mereka ada di luar, tidak jauh dari gerbang,” kata warga yang mengungsi ke rumah sakit, Ahmed al-Boursh, Rabu (15/11/2023).
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan serangan itu membuat generator terakhir Rumah Sakit Al-Shifa pun kehabisan bahan bakar. Sehingga menyebabkan kematian tiga bayi prematur dan empat pasien lainnya. Bahkan ada 36 bayi lainnya berisiko meninggal karena tidak ada pasokan listrik.
Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Munir al-Boursh, menjelaskan sejumlah penembak jitu Israel dikerahkan di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, menembaki setiap gerakan di dalam kompleks tersebut. Menurut dia, serangan udara menghancurkan beberapa rumah di sebelah rumah sakit, menewaskan tiga orang, termasuk seorang dokter.
“Ada korban luka di dalam rumah, tetapi kami tidak bisa menjangkau mereka. Kami tidak bisa menjulurkan kepala ke luar jendela,” katanya kepada saluran televisi Al Jazeera. (Azra)
125 total views