Janda Jablay di Depok Marak, Ini Tempat Tongkrongannya

0
63899

www.depoktren.com–Akibat gagal membina rumah tangga, ribuan perempuan yang bermukim di Kota Depok, menyandang status janda. Data yang diperoleh tahun 2016 mencapai 3.464 wanita di Depok yang menjadi janda. Sebagian dari mereka masih dalam usia yang terbilang muda yakni 18 tahun hingga 30 tahun.

Berdasarkan data yang dihimpun Pengadilan Agama Kota Depok sepanjang 2016, ada 3.464 pasangan mengajukan cerai. Dari angka tersebut 80 persen atau 2.771 telah diputus cerai.

“Masalahnya macam-macam tapi kebanyakan karena perselisihan tak berujung, faktor ekonomi, dan munculnya orang ketiga,” kata Sekretaris Pengadilan Agama Kota Depok Entoh Abdul Fatah,beberapa waktu lalu.

Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok Farida Rachmayanti tercengang melihat angka perceraian di Depok yang terus meningkat saban tahun. 

Bahkan, dari data yang ia peroleh, ada 5.000 yang sudah melakukan gugatan cerai di Pengadilan Agama Kota Depok hingga akhir 2016. 

Ia menuturkan, pada 2013, ada 3.000 kasus perceraian. Lalu meningkat pada 2014 mencapai 3.400 perceraian, dan pada 2015 mencapai 3.786. “erceraian di Depok, kata dia, disebabkan beberapa faktor, di antaranya usia menikah muda karena hamil sebelum pernikahan, tidak harmonis, perselingkuhan, masalah ekonomi, cacat biologis, dan krisis akhlak,” ungkapnya.

Berdasarkan investigasi depoktren, saat ini cukup marak janda-janda di Depok berkeliaran nongkrong di tempat-tempat keramaian, seperti di mal-mal. Sebagian mereka hanya kongkow-kongkow, berkumpul, makan dan minum di kafe, restauran dan tempat karaoke dan sebagian janda-janda yang lain, selain kongkow-kongkow juga mencari ‘mangsa’ alias menjajakan diri di foodcourt dan tempat-tempat karaoke.

“Saya hanya menemani tamu nyanyi kok, ya cari uang buat beli susu anak,” ujar Lesti (19), (bukan nama sebenarnya) yang merupakan janda anak 1 yang berdomisili di Citayam, Depok saat ditemui di sebuah karaoke di Detos, Minggu (14/5/2017).

Lesti mengaku, selain dirinya ada puluhan janda lainnya yang terpaksa mencari nafkah sebagai pemandu lagu di tempat karaoke. “Saya sih hanya sebagai pemandu lagu, tapi banyak juga yang “nyambi” bisa dibooking lanjut ke hotel,” jelasnya.

Menurut Lesti, sebagian besar pemandu lagu di tempat karaoke itu adalah janda muda yang usianya 16 tahun hingga 25 tahun. “Tarif saya sebagai pemandu lagu per jamnya Rp 100 ribu, kalau teman saya bisa diajak lanjut ke hotel, tarifnya Rp 500 ribu untuk shortime dan Rp 1 juta untuk longtime,” ungkapnya.

Berdasarkan pemantauan depoktren.com, memang cukup banyak wanita muda berkeliaran di tempat-tempat karaoke keluarga yang ada di Kota Depok, seperti di Karaoke Venus Detos, Venus Cibubur, Inul Vista Mal Depok, Naff Margo City, dan Diva Cinere.

Sebagian besar wanita-wanita tersebut ternyata janda-janda muda yang tersebar berdomisili di Citayam, Cipayung, Cilodong, Sawangan, Sukmajaya dan Limo.

Mereka setiap hari, terutama di sore hari hingga malam hari menunggu dan mencari ‘mangsa’ pria ‘hidung belang’ di tempat-tempat karaoke tersebut. (Jam/Pul/tim depoktren)

 64,762 total views

LEAVE A REPLY